Pada artikel kali ini, saya akan melanjutkan pembahasan mengenai cara menentukan konflik dalam sebuah cerita. Pada artikel sebelumnya telah dijelaskan mengenai 2 langkah menentukan konflik, dan di artikel kali ini, saya akan memberikan 3 poin tambahan yang tidak kalah penting dalam langkah menentukan konflik.
Untuk memecahkan sebuah konflik utama, dalam cerita juga perlu dibumbui dengan sub konflik atau anak konflik. Konflik ini sering kali memang tidak begitu berpengaruh pada konflik utama, akan tetapi, tetap berhubungan dengan tokoh utama. Hadirnya anak konflik akan membuat cerita yang kamu tulis nantinya tidak flat dan tetap bisa mengalir.
Namun, dalam penentuan anak konflik, yang perlu diperhatikan adalah, perhatikan seberapa serius atau seberapa besar cangkupan konflik tersebut. Penting bagi penulis untuk bisa mengatur porsi konflik, jangan sampai anak konflik lebih complicated ketimbang konflik utama yang menjadi ide awal cerita. Karena jika demikian, maka ending akan terasa kurang klimaks.
Untuk mengatasi masalah tersebut, penulis harus membuat ploting. Ploting digunakan sebagai acuan untuk menganalisis sebuah konflik, sehingga nantinya cerita akan tetap pada jalur yang telah ditentukan, tidak melebar kemana-mana.
Grafik konflik amat diperlukan dalam sebuah cerita, karena dengan adanya grafik maka cerita akan terasa lebih menarik dan hidup, tidak flat. Yang mana, ini artinya, penulis harus secara cerdas membuat konflik naik turun dalam ceritanya.
Grafik yang bagus untuk menggambarkan konflik pada suatu cerita adalah, konflik yang terus meningkat. Dibuka dengan ringan pada awal cerita, lalu disambut anak-anak konflik, hingga akhirnya memuncak pada konflik utama. Sistem konflik yang juga dikenal sebagai sistem roket ini, dianggap sebagai salah satu formula konflik paling ideal untuk cerita.
Akan tetapi, harus diingat bahwa setelah ketengangan konflik di puncak, penulis harus bisa memberikan sebuah penyelesaian. Sehingga nantinya akan ditemukan sebuah solusi untuk masalah yang selama ini dialami oleh tokoh.
Menentukan konflik utama ataupun sub konflik memang bukan hal yang mudah, akan tetapi ada banyak sekali cara untuk membangun kemampuan seorang penulis dalam menciptakan konflik. Kamu harus memiliki kepekaan tinggi terhadap sekitar jika ingin menentukan sebuah konflik, dan pastikan konflik yang akan diangkat adalah sesuatu yang unik. Salah satu contoh konflik unik adalah tentang perjuangan seseorang yang melakukan petualangan di suatu negara asing. Atau tentang seseorang yang berjuang melawan stigma masyarakat tentang pekerjaan sebagai atlet game online yang sering kali dianggap remeh. Intinya, jangan ambil sesuatu yang mainstream dan telah banyak dibahas oleh penulis lain.
Selain itu, dalam penyusunan konflik, riset adalah hal yang sangat penting. Kamu wajib mencari tahu dalam-dalam dan secara teliti tentang konflik yang akan diangkat. Riset sangat berguna untuk membuat sebuah cerita menjadi realistis dan dapat diterima oleh pembaca dengan logis.
BACA JUGA: Cara Membuat Konflik yang Baik dalam Cerita (Bagian 1)
Penulis: @hallonona
Foto: Green Chameleon on Unsplash
Pendaftaran seleksi PPPK 2024 semakin dekat waktu penutupannya. Tahap seleksi PPPK 2024 tahap pertama akan…
Pintar saja tidak cukup; kamu juga perlu ketenangan dalam menjawab 110 soal SKD (Seleksi Kompetensi…
Pendaftaran Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) tahun 2024 akan segera dibuka. Pemerintah telah menetapkan bahwa…
Pada artikel sebelumnya, kami telah menjelaskan beberapa poin penting yang bisa dilakukan oleh seorang penulis…
Tidak bisa dipungkiri bahwa dalam menulis sebuah cerita, menentukan karakteristik novel merupakan satu hal utama…
Beberapa diantara kamu mungkin adalah penulis pemula yang merasa cukup kesulitan dalam menerbitkan karya. Mungkin…