Beberapa diantara kamu mungkin adalah penulis pemula yang merasa cukup kesulitan dalam menerbitkan karya. Mungkin kamu sering bertanya-tanya, menapa naskah yang kamu kirimkan sering ditolak oleh penerbit mayor. Nah, bisa jadi alasan penolakan tersebut adalah karena alur cerita yang masih berantakan, sehingga akan merepotkan pihak penerbit jika harus terlebih dulu memolesnya lagi.
Karena itu, pada kesempatan kali ini, kami ingin membagikan beberapa tips teknis menulis, yang mana khususnya adalah tips merapikan alur cerita sebuah novel. Hal ini bertujuan untuk membuat alur dari novel yang Anda tulis nantinya memiliki impresi dan menarik untuk terus dibaca.
Membuat Sebuah Tema
Tema atau ide pokok cerita merupakan satu hal penting yang mau tidak mau harus ditentukan pada awal sebelum menulis sebuah buku. Hal ini untuk menjaga konsistensi alur. Upayakan untuk mengambil tema yang memang sesuai dengan minat Anda, atau yang sekiranya menarik perhatian Anda. Agar tidak lupa dengan ide besar/tema maka sebaiknya tulis tema tersebut pada sebuah kertas, dan tetap jadikan acuan dalam menulis.
Membuat Struktur Narasi
Struktur narasi adalah satu langkah untuk membuat alur rapi sejak awal. Biasanya struktur yang kerap digunakan adalah struktur babak, yang mana penjelasannya adalah sebagai berikut :
1 Babak Pertama : Pada babak pertama biasanya akan memuat sekitar 25% dari total keseluruhan alur yang akan dibuat dalam suatu naskah. Pada babak pertama, kamu sebagai penulis harus memperkenalkan tokoh utama, juga tokoh-tokoh sekunder. Selain itu, latar dan konflik juga biasanya akan di singgung pada babak pertama.
2 Babak Kedua : Pada babak kedua akan terjadi suatu pengembangan konflik. Biasanya, pada babak ke dua ini, konflik akan dibahas secara luas hingga 50% dari keseluruhan cerita yang akan dibuat.
3 Babak Ketiga : Babak ketiga merupakan babak terakhir dalam membuat struktur narasi, karena biasanya berisi tentang penyelesaian dan menuju babak ending cerita. Pada babak ini, penulis harus menentukan apakah cerita akan berakhir bahagia (happy ending) atau berakhir sedih (unhappy ending).
BACA JUGA: Cara Membuat Konflik yang Baik Dalam Cerita
Membuat Kerangka Cerita
Membuat kerangka karangan juga menjadi sesuatu yang tidak boleh terlupakan. Biasanya banyak penulis yang malas membuat kerangka cerita dan memilih untuk langsung menulis apa saja yang mereka inginkan. Langkah tersebut tidak bisa dibilang salah, namun kebanyakan, cara demikian akan membuat penulis kesulitan menjaga alur.
Dalam penyusunan kerangka karangan, kamu wajib untuk memasukan seluruh data serta fakta yang telah Anda temukan, kemudian buat juga beberapa adegan penting. Jika memungkinkan untuk menciptakan sebuah peristiwa yang terangkai, maka cobalah untuk menuliskannya. Penting diketahui pula, bahwa kerangka cerita akan menyelamatkan penulis dari writers block.
Penulis: @hallonona
Foto: Cathryn Lavery on Unsplash