Oleh: Husnul Khotimah
Pendaftaran CPNS 2018 telah usai. Siapapun yang ikut CPNS pasti memiliki cerita tersendiri. Drama pendaftaran banyak dialami oleh peserta, tak terkecuali saya.
CPNS 2018 memberlakukan pendaftaran pada satu portal saja sebagai gerbang pintu. Peserta tidak perlu membuka 2 website dalam mendaftar, seperti yang terjadi pada tahun kemarin. Cukup dengan membuka halaman sscn.bkn.co.id. Para pemburu CPNS bisa melihat daftar formasi setiap instansi, kemudian membuat akun menggunakan NIK dan mulai mendaftar pada instansi yang diinginkan, lalu melengkapi data sesuai syarat yang tercantum.
Pemerintah memberi kesempatan kepada peserta selama kurang lebih satu minggu untuk mengamati setiap formasi pada intansi yang tercantum pada menu “pencarian lowongan” di sscn.bkn.co.id. Ketika pendaftaran belum dimulai, peserta hanya bisa berkunjung ke portal sscn.bkn.co.id hanya untuk melihat formasi dan mengatur strategi kelulusan. Biasanya peserta akan mempertimbangkan berapa banyak pesaing yang ikut, jumlah formasi yang dibutuhkan, dan lokasi penempatan. Sebagai contoh, wilayah di luar Jawa pasti memiliki minat yang sedikit sehingga pesaing yang dimiliki pun sedikit serta peluang untuk lolos semakin besar. Hal ini berbeda dengan berbagai intansi di berbagai kota di Pulau Jawa, khususnya Jawa Timur. Peserta akan menghadapi paling tidak 15 orang untuk merebutkan 1 formasi yang diincarnya. Lumayan sulit bukan?
Setelah menentukan formasi dan strategi, pendaftaran CPNS resmi dibuka seminggu setelahnya selama 15 hari, yakni 26 September–10 Oktober 2018. Peserta pun berbondong-bondong mengakses satu portal sscn.bkn.co.id. Tercatat peserta yang telah registrasi di hari pertama pendaftaran dibuka adalah sebanyak 555.048 akun (https://nasional.kontan.co.id). Drama pun dimulai.
Saat memiliki waktu satu minggu untuk melihat formasi yang ada dan menyusun strategi, saya sakit dan harus istirahat sepanjang waktu. Pengumuman CPNS telah dibuka, saya pun mulai mengaksesnya. Mau pagi, siang, malam bahkan tengah malam, portal resmi pendaftaran CPNS sangat sulit dibuka. Ini bukan perkara koneksi yang tidak cepat atau tidak. Pakai kuota unlimited pun tetap saja mengalami kesulitan untuk sekedar masuk melihat formasi yang ada. Udah kalah start masih harus mengalami kesulitan.
Kurang lebih 4 hari kemudian saya pun bisa mengakses sscn.bkn.co.id di jam 3 dini hari. Menyinggung soal strategi, saya tidak melihat banyaknya peminat formasi pada satu wilayah. Saya hanya fokus pada instansi yang saya inginkan untuk menjadi bagian dari timnya dan ikut mengabdi kepada negara.
Saya tak langsung menemukan instansi mana yang saya inginkan. Saya pun melihat syarat-syarat umum yang diberikan oleh setiap instansi. Pada umumnya, setiap instansi mensyaratkan ijazah, transkip, dan akreditasi jurusan yang telah dilegalisir.
Saya pun mulai panik karena ketersediaan ijazah dan akreditasi yang dilegalisir telah habis. Waktu penutupan pun semakin dekat. 1 Oktober 2018 saya menempuh 2 jam perjalanan, menuju kampus yang telah lama saya tinggalkan selama 3 tahun yang lalu. Proses legalisir tidak lantas jadi. Butuh beberapa hari untuk bisa mengambilnya. Semakin panik lah saya. Berkas yang telah dileglisir baru bisa diambil satu minggu kemudian, berarti saya hanya punya waktu 3 hari untuk mempersiapkannya.
Sembari menunggu, saya pun mulai mencari instansi mana yang ingin saya tuju. Hingga saya menemukan satu instansi yang sesuai dengan keinginan dan semangat saya, yaitu Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi. Ternyata dalam pendaftarannya, Kemenristekdikti termasuk instansi yang mengharuskan untuk mengirim pula dokumen yang dibutuhkan pada alamat yang telah ditentukan, tidak hanya sebatas daftar online saja. Berkas yang telah dicetak harus dikirimkan maksimal 11 Oktober 2018 cap pos.
Meskipun panik, saya masih optimis akan selesai sebelum batas akhir. Tak disangka, syukur alhamdulillah, ada perubahan jadwal yang semula penutupan pendaftaran tanggal 10 Oktober 2018 menjadi 15 Oktober 2018. Pengiriman berkas ke Kemenristekdikti juga diperpanjang sampai 17 Oktober 2018.
Singkat cerita, berkas legalisir yang saya butuhkan telah saya ambil dan mulai “scan” semua dokumen dan membuat surat lamaran yang ditulis tangan, sesuai syarat dari Kemenristekdikti. Saya mulai melakukan tahap online selanjutnya, yakni mengunggah semua berkas pada akun pribadi di sscn.bkn.co.id. Tahap online terakhir dibuktikan dengan adanya Kartu Pendaftaran SSCN 2018. Di lembaran terakhir kartu ada bagian yang harus digunting dan ditempel di amplop yang akan dikirm.
Semua berkas dan semua tahap telah saya lakukan. Saya memasukkan satu demi satu dokumen yang dibutuhkan pada amplop cokelat besar. Hati lega, syukur, dan penuh harap saya rasakan saat menuju kantor pos. Kabar gembiranya lagi si amplop cokelat bisa langsung sampai ke tujuan keesokan harinya, tanggal 12 Oktober 2018.
Pulanglah saya dengan perasaaan senang dan mulai membereskan kamar yang penuh dengan berkas-berkas dan potongan kertas. Tiba-tiba saya menemukan satu potongan kecil kertas. Harusnya potongan itu tertempel pada amplop. Waaaah… paniklah saya. Tidak berpikir 2 kali, saya pun langsung meluncur kembali ke kantor pos, berharap belum dikirim amplop cokelat saya. Alhamdulillah, surat saya belum dikirim dan petugas kantor pos memperbolehkan saya mengambil amplop saya dan menempelkan potongan Kartu Pendaftaran SSCN 2018. Terima Kasih ya mas!
Drama legalisir dan pengiriman berkas tentu tidak akan saya alami jika saya lebih mempersiapkan diri dan teliti. Akan tetapi semuanya tidak akan berjalan lancar jika saya tidak berusaha untuk menebus kesalahan dan kekurangan saya.
Selamat berjuang menjadi abdi negara, teman-teman.