Oleh: Stevan Ivana Manihuruk, S.Sos
Sembilan tahun lalu, saya mengikuti seleksi penerimaan CPNS di salah satu instansi pemerintah pusat. Saya cukup ingat proses-proses yang harus dilalui sebelum berhasil dinyatakan lulus dan diterima bekerja sebagai PNS.
Pada proses seleksi CPNS tahun ini, istri saya sedang mencoba peruntungan yang sama. Singkatnya, sebagai mantan peserta, saya jadi tahu sistem dan proses yang digunakan tahun ini sekaligus bisa membandingkan dengan saat saya mengikutinya dulu.
Plus
Dibandingkan proses rekrutmen yang pernah dilaksanakan beberapa tahun sebelumnya, saya melihat sistem dan tata cara yang digunakan tahun ini sepertinya sudah lebih baik. Tahun ini, mekanisme pendaftaran peserta benar-benar sudah memanfaatkan kemajuan teknologi, yaitu sistem online.
Saya mendengar, saat proses seleksi nantinya juga menggunakan sistem online. Hal yang positif tentu saja, mengingat belakangan ini pengetahuan dan penggunaan teknologi informasi memang sudah menjadi kebutuhan yang cukup mendasar dan tak bisa dielakkan lagi.
Pemerintah melalui penyelenggara juga semaksimal mungkin memanfaatkan momentum seleksi CPNS ini untuk sekaligus melakukan penertiban administrasi kependudukan. Siapapun yang ingin mengikuti seleksi ini, mau tidak mau harus sudah terdaftar dalam sistem administrasi kependudukan yang sah. Para calon peserta diminta memasukkan nomor induk kependudukan (keluarga) masing-masing sebagai salah satu persyaratan pendaftaran.
Hal menarik berikutnya adalah setiap calon peserta harus berfoto sambil menunjukkan bukti kependudukan dan pendaftaran online. Foto tersebut menjadi salah satu bagian penting dari berkas pendaftaran yang dikirimkan ke panitia.
Entah benar atau tidak, saya menduga persyaratan tersebut bertujuan mencegah terjadinya praktik curang, misalnya melalui perjokian yang diduga pernah terjadi dalam seleksi sebelumnya.
Pelaksanaan seleksi secara serentak di seluruh Indonesia (baik instansi pusat maupun daerah) juga saya kira cukup positif. Dari sisi efisiensi biaya dan waktu, sudah jelas. Saya juga menilai, pelaksanaan secara serentak juga membuat persaingan antarpeserta menjadi lebih kompetitif. Sejak awal, para calon peserta dituntut harus jeli dalam bertarung dan membuat strategi dengan melihat peluang-peluang yang memungkinkannya untuk diterima.
Minus
Selain nilai lebih/positif yang diuraikan di atas, sistem penerimaan CPNS tahun ini juga ada sisi kekurangan yang patut dijadikan perhatian untuk bahan perbaikan di masa mendatang. Pada proses pendaftaran, saya melihat ada beberapa kekurangan dan bila disimpulkan maka kata kuncinya adalah soal “persiapan”.
Banyak calon peserta yang mengeluhkan sulitnya proses pendaftaran karena sistem yang sering error. Fakta ini juga diakui oleh penyelenggara dan akhirnya membuat keputusan untuk memperpanjang masa pendaftaran.
Ada lagi masalah pengumuman formasi jabatan yang tidak serentak antara satu instansi dengan instansi lainnya. Ini dialami langsung oleh istri saya yang mendaftar untuk formasi dosen. Kementerian terkait, dalam hal ini Kementerian Ristekdikti, terlambat melakukan pengumuman finalisasi usulan formasi yang dibutuhkan.
Bisa disimpulkan, masalah-masalah yang terjadi di masa proses pendaftaran sangat mungkin terkait dengan persiapan yang kurang matang. Bila memang sudah diputuskan menggunakan sistem online dan sudah digunakan di tahun sebelumnya, semestinya sudah benar-benar dipersiapkan sistem yang optimal dan tidak mengganggu proses pendaftaran calon peserta.
Demikian halnya keterlambatan pengumuman formasi yang dibutuhkan beberapa instansi pemerintah pun semestinya tidak terjadi bila itu sudah dipersiapkan dengan matang dan jauh-jauh hari sebelumnya.
Pembelajaran
Pepatah bijak mengatakan, pengalaman merupakan guru yang terbaik. Dari pengalaman yang ada, kita bisa belajar melakukan sesuatu dengan cara yang lebih baik. Demikian halnya, dalam proses penerimaan CPNS tahun 2018 ini, tentu pemerintah sudah berupaya melakukan perbaikan-perbaikan sistem maupun mekanisme rekrutmen agar jauh lebih baik dari pengalaman pelaksanaan sebelumnya.
Kita berharap, pelaksanaan penerimaan CPNS 2018 ini bisa menjadi bahan pembelajaran guna melakukan perbaikan-perbaikan di masa mendatang. Pemerintah melalui penyelenggara harus bisa menjamin sistem penerimaan CPNS tahun-tahun mendatang harus lebih baik dari tahun ini dan tahun-tahun sebelumnya.
Pada intinya, semua itu harus dipersiapkan dengan sebaik-baiknya. Jangan sampai kesalahan dan kekurangan yang terjadi tahun ini justru berulang lagi di masa-masa mendatang. Bagaimanapun, pelaksanaan sistem penerimaan CPNS turut memengaruhi kualitas CPNS yang bisa dihasilkan.
Kita harus mengapresiasi setiap perbaikan dan kemajuan yang sudah dilakukan. Sekaligus kita tetap menuntut agar pemerintah tetap berkomitmen menyelenggarakan sistem rekrutmen yang lebih baik dan sempurna di masa-masa mendatang.
Melalui mekanisme dan sistem penerimaan yang baik, bersih, dan transparan, kita berharap setiap formasi CPNS akhirnya benar-benar diisi oleh sumber daya manusia yang unggul dari Sabang sampai Merauke. Aparatur Sipil Negara yang memiliki integritas dan komitmen kuat sebagai pelayan masyarakat di mana pun ia ditempatkan. Aparatur yang menjunjung tinggi semangat untuk berprestasi, yang membuat birokrasi semakin dicintai oleh masyarakat.